Senin, 17 Maret 2014

INFORMASI OBAT

Metoclopramide
MERK DAGANG
Primperan, Primperan Supp For Adults, Primperan Supp For Children, Raclonid, Reguloop 10, Reguloop 5, Sotatic, Timovit, Tomit, Topram, Varlomid, Vertivom, Vilapon, Vomidex, Vomiles, Vomipram, Vomitrol, Vosea, Zumatrol

KANDUNGAN
Metoclopramide / MetoklopramidaHCl

INDIKASI
Dispepsia, kembung, gastritis, duodenitis, rasa panas pada ulu hati, spasme pilorik, refluks esofagitis, cegukan, hernia hiatus, mual dan muntah termasuk yang disebabkan oleh obat bius dan intoleransi terhadap obat-obatan.

KONTRA INDIKASI
Sumbatan, perdarahan & perlubangan pada saluran pencernaan, epilepsi, feokromositoma, gangguan ekstrapiramidal.

PERHATIAN
·         Gangguan ginjal.
·         Pasien yang masuh anak-anak dan remaja.

Interaksi obat :
·         Efek Metoklopramida diantagonis oleh antikolinergik dan analgetik narkotik.
·         Meningkatkan efek sedasi jika diberikan bersama dengan depressan susunan saraf pusat.
·         Penyerapan obat (Digoksin, Simetidin) bisa terganggu dan penyerapan dari usus kecil meningkat (Parasetamol, Tetrasiklin, Levodopa).
·         Kebutuhan Insulin mungkin berubah akibat perubahan lamanya makanan dalam usus.

EFEK SAMPING
Sindroma ekstrapiramidal, susah buang air besar.

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL
B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya).
DOSIS
Oral, atau injeksi intramuskular atau intravena lebih dari 1-2 menit,
Dewasa
·         3x 10 mg (
·         3x5mg5 mg pada dewasa muda berusia 15-19 tahun dengan berat di bawah 60 kg) 
ANAK
·         sampai dengan 1 tahun (berat sampai 10 kg) 1 mg 2 kali sehari,
·         1-3 tahun (10-14 kg) 1 mg 2-3 kali sehari,
·         3-5 tahun (15-19 kg) 2 mg 2-3 kali sehari,
·         5-9 tahun (20-29 kg) 2,5 mg 3 kali sehari,
·         9-14 tahun (30 kg dan lebih) 5 mg 3 kali sehari
Larutan rektal:
·         DEWASA: 10 mg/2,5 mL larutan rektal 3 kali sehari,
·         ANAK dan DEWASA MUDA: 10 mg/2,5 mL
Dosis harian metoklopramid tidak boleh melebihi 500 mcg/kg bb, umumnya pada anak dan dewasa muda
Untuk prosedur diagnostik, sebagai dosis tunggal 5-10 menit sebelum pemeriksaan,
Dewasa :
·         10-20 mg
·         10 mg pada dewasa muda berusia 15-19 tahun dengan berat di bawah 60 kg) 
ANAK:
·         di bawah 3 tahun 1 mg,
·         3-5 tahun 2 mg,
·         5-9 tahun 2,5 mg,
·         9-14 tahun 5 mg

http://bukusakudokter.org/2013/04/02/metoclopramide/ download 12:32AM Selasa 18 Maret 2014

Antalgin / Methampyrone
MERK DAGANG
Antalgin, Baralgin M, Camidon, Caranal, Cornalgin, Defamidon, Duralgin, Emmer, Erlidon, Erpha Vitalgin, Expogin, Foragin, Ginifar, Hufanal, Iphalgin, Iphamidon, Kokogin, Mepron, Nalget, Neonovapyron, Neupharalgin, Neuroval, Novalgin, Oralgin, Panstop, Pronto, Rapidon, Ronalgin, Samtalgin, Scanalgin, Sohogin, Suwalgin, Trovinal, Vardiksia, Wiolgin, Yekalgin
KANDUNGAN
antalgin / Methampyrone 500mg
INDIKASI
Sakit kepala, skiatika (rasa sakit pada pinggul/pangkal paha dan paha), nyeri otot, sakit gigi, neuralgia (nyeri pada saraf), nyeri.
KONTRA INDIKASI
·         Hipersensitifitas.
·         Hamil dan menyusui.
·         Gangguan perdarahan.
PERHATIAN
·         Sindroma neuropati (pada penggunaan jangka panjang).
·         Gangguan ginjal dan hati.
·         Interaksi obat : antikoagulan, kortikosteroid, antireumatik.
EFEK SAMPING
·         Reaksi hipersensitifitas
·         Urtikaria (biduran)
·         Gatal-gatal
·         Agranulositosis.
DOSIS
3-4 kali sehari 1 kaplet. Maksimal : 4 kaplet/hari.
PENYAJIAN
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan
Natrium Diklofenak
MERK DAGANG
Natrium Diklofenak, Atranac, Berifen 100 SR, Berifen, Deflamat 100 CR, Deflamat 75, Deflamat 75 CRDicloflam, Diclomec, Difelin, Divoltar, Elithris, Fenaren, Fenavel, Flamar, Flamenac, Gratheos, Kaflam, Kemoren, Klotaren, Linac, Megatic, Merflam, Nadifen, Neurofenac, Nilaren, Neurofenac, Proklaf, Prostanac, Reclofen, Renadinac, Renvol, Rheumabet, Scantaren, Tirmaclo, Valto, valto forte, Volmatik, Voltadex, Voltadex Retard, Voltaren, Voltaren Retard, Voltaren SR, Volten, Voren, Xepathritis, Zegren, Arthrotec, Ostelox, Dolofenac
KANDUNGAN
Diclofenac sodium / Natrium Diklofenak.
INDIKASI
·  Bentuk peradangan & degeneratif reumatisme, artritis reumatoid, ankylosing spondylitis, asteoartrosis, & spondilartritis.
·         Sindroma nyeri pada rulang belakang.
·         Reumatik bukan pada sendi.
·         Serangan gout akut.
KONTRA INDIKASI
·         Ulkus peptikum.
PERHATIAN
·         Gejala-gejala/riwayat penyakit saluran pencernaan, asma, gangguan fungsi hati, ginjal, atau jantung.
·         Lansia.
·         Pasien yang menggunakan diuretika.
·         Selama penggunaan jangka panjang, dianjurkan untuk memonitor fungsi hati & hitung darah.
·         Hamil, menyusui.
·         Porfiria.
·         Deplesi volume ekstraselular.
·         Kemampuan untuk mengendarai atau menggunakan mesin bisa terpengaruh.
·         Interaksi obat : Litium, Metotreksat, Digoksin, Siklosporin, diuretika, antikoagulan, antidiabetikum oral, Quinolon.
EFEK SAMPING
·         Kadang-kadang : gangguan saluran pencernaan, sakit kepala, pusing, vertigo, ruam kulit, peningkatan serum transaminase.
·         Jarang : ulkus peptikum, perdarahan saluran pencernaan, abnormalitas fungsi ginjal, reaksi hipersensitifitas, hepatitis.
·         Kasus-kasus tertentu : gangguan sensasi/perasaan atau penglihatan, gangguan sistem jantung dan pembuluh darah, pankreatitis, penyempitan usus seperti diafragma, meningitis aseptik, pneumonitis, eritema multiforme, diskrasia darah, purpura, eritroderma, sindroma Lyell, sindroma Stevens-Johnson.
INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL
B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya).
KEMASAN
Tablet 50mg x 5 x 10 biji.
DOSIS
Oral
·         75-150 mg/hari dalam 2-3 dosis
·         sebaiknya setelah makan.
Injeksi intramuskular dalam ke dalam otot panggul,
·         untuk nyeri pasca bedah dan kambuhan akutnya, 75 mg sekali sehari (pada kasus berat dua kali sehari) untuk pemakaian maksimum 2 hari.
·         Kolik ureter, 75 mg kemudian untuk 75 mg lagi 30 menit berikutnya bila perlu.
Rektal dengan supositoria,
·         75-150 mg per hari dalam dosis terbagi
·         Dosis maksimum sehari untuk setiap cara pemberian 150 mg.
ANAK
juvenil artritis, oral atau rektal, 1-3 mg/kg bb/hari dalam dosis terbagi (25 mg tablet salut enterik, hanya supositoria 12,5 mg dan 25 mg)
PENYAJIAN
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan
http://bukusakudokter.org/2013/04/03/natrium-diklofenak/ download 12:44AM Selasa 18 Maret 2014
PIROKSIKAM
MERK DAGANG
Piroksikam, Benoxicam 20, Bitrafarm, Brexin, Campain, Dains, Dains D, Denicam, Emelden, Faxiden, Felcam, Feldco, Feldene, Feldene D, Feldene Flash, Fosamax, Grazeo, Indene, Infeld, Kifadene, Lanareuma, Licofel, Maxicam, Mepirox, Miradene, Novaxicam, Omeretik, Pirocam, Pirodene, Pirofel, Pirox, Proxalyoc, Pyden, Rexicam, Rheumaden
KANDUNGAN
·         Piroxicam / Piroksikam  Tablet 5 mg
·         Piroxicam / Piroksikam Kaplet 10 mg
·         Piroxicam / Piroksikam Kaplet 20 mg
INDIKASI
Artritis reumatoid, osteoartritis, ankylosing spondylitis, kelainan muskuloskeletal akut, gout akut.
KONTRA INDIKASI
·         Ulkus peptikum,
·         riwayat serangan asma,
·         rinitis, angioedema atau urtikaria (biduran/kaligata) yang dipicu oleh Aspirin.
·         Riwayat polip hidung.
PERHATIAN
·         Riwayat ulserasi lambung,
·         Gangguan jantung
·         Hipertensi
·         Kerusakan hati atau ginjal
·         Retensi cairan.
·         Interaksi obat : antikoagulan.
EFEK SAMPING
Gangguan saluran pencernaan, sakit kepala, iritasi & ulkus lambung (pada dosis lebih dari 20 mg/hari).
INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL
C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.
DOSIS
·         Artritis reumatoid, osteoartritis, ankylosing spondylitis : 20 mg sekali sehari.
·         Kelainan muskuloskeletal akut : 40 mg sehari selama 2 hari dalam dosis tunggal atau dalam dosis terbagi, kemudian 20 mg sehari selama 7-14 hari.
·         Gout akut : diawali dengan 40 mg sehari sebagai dosis tunggal kemudian 40 mg dalam dosis tunggal atau dosis terbagi selama 4-6 hari.
·         Tidak diindikasikan untuk penanganan jangka panjang gout.
PENYAJIAN
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan
http://bukusakudokter.org/2013/04/05/piroksikam/  download 12:47AM Selasa 18 Maret 2014


Fenitoin

Merk Dagang

Phenytoin, Dilantin, Pheilep, MOVILEPS®, Zentrofil

Komposisi:

  • Tiap tablet mengandung: Fenitoin natrium 50 mg, 300mg
  • Tiap kapsul mengandung: Fenitoin natrium 100 mg
  • Cairan Injeksi 50 mg/ml

Cara kerja obat:

Fenitoin merupakan obat golongan antiepilepsi. Mekanisme kerja utamanya pada korteks motoris yaitu menghambat penyebaran aktivitas kejang. Kemungkinan hal ini disebabkan peningkatan pengeluaran natrium dari neuron dan fenitoin cenderung menstabilkan ambang rangsang terhadap hipereksitabilitas yang disebabkan perangsangan berlebihan atau kemampuan perubahan lingkungan di mana terjadi penurunan bertahap ion natrium melalui membran. Ini termasuk penurunan potensiasi paska tetanik pada sinaps. Fenitoin menurunkan aktivitas maksimal pusat batang otak yang berhubungan dengan fase tonik dari kejang tonik-klonik (grand mal). Waktu paruh plasma setelah pemberian oral rata-rata adalah 22 jam (antara 7-42 jam).

Indikasi:

  • Fenitoin diindikasikan untuk mengontrol keadaan kejang tonik-klonik (grand mal) dan serangan psikomotor “temporal lobe”.
  • Semua jenis Epilepsi kecuali Petit Mal;Status Epileptikus

Kontraindikasi:

Pasien dengan sejarah hipersensitif terhadap fenitoin atau produk hidantoin lain.

Dosis :

Kemungkinan diperlukan penyesuaian dosis dan monitoring level serum bila terjadi perubahan dari pemakaian bentuk “free acid” menjadi bentuk garam natriumnya dan sebaliknya karena fenitoin bentuk “free acid” mengandung kadar fenitoin 8% lebih tinggi dibanding bentuk sediaan garam natriumnya.
Dosis harus disesuaikan dengan keadaan penderita dan konsentrasi plasma harus dimonitor.

Dewasa:

  • Dosis awal: 300 mg sehari dibagi dalam 2-3 dosis.
  • Dosis pemeliharaan: 300-400 mg atau 3-5 mg/kg BB sehari (maksimal 600 mg sehari).
Anak-anak:
  • Dosis awal 5 mg/kg BB sehari dibagi dalam 2-3 dosis dan tidak lebih dari 300 mg sehari.
  • Dosis pemeliharaan awal yang dianjurkan: 4-7 mg/kg BB sehari.
  • Anak usia lebih dari 6 tahun dapat diberikan dosis minimal dewasa (300 mg sehari).

Efek samping:

  • Susunan Saraf pusat: manifestasi paling sering yang berhubungan dengan terapi fenitoin dengan SSP biasanya tergantung dosis. Efek samping ini berupa nistagmus, ataksia, banyak bicara, koordinasi menurun dan konfusi mental, pusing, susah tidur, gelisah, kejang motorik dan sakit kepala.
  • Saluran cerna: mual, muntah dan konstipasi.
  • Kulit: kelainan dermatologik berupa ruam kulit skarlatimiform atau morbiliform kadang-kadang disrtai dengan demam. Bentuk lebih serius dapat berupa dermatitis eksfoliativ, lupus eritematosus, sindroma Stevens-Johnson dan nekrolisis epidermal toksik.
  • Sistem hemopoetik: efek samping yang dapat bersifat fatal ini kadang-kadang dilaporkan terjadi. Hal ini dapat berupa trombositopenia leukopenia, granulositopenia, agranulositosis, pansitopenia dengan atau tanpa supresi sumsum tulang.
  • Jaringan penunjang: muka menjadi kasar, bibir melebar, hiperplasia gusi, hipertrikosis dan penyakit peyroni.
  • Kardiovaskular: periarterisis nodosa.
  • Imunologik: sindroma sensitifitas, lupus eritromatosus sistemik dan kelainan immunoglobulin.

Peringatan dan perhatian:

  • Bila diperlukan pengurangan dosis, penghentian pengobatan harus dilakukan bertahap.
  • Pada kasus terjadi alergi atau reaksi hipersensitifitas, kemungkinan diperlukan terapi alternatif yang bukan dari golongan hidantoin.
  • Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi hati, usia lanjut.
  • Fenitoin dapat meningkatkan kadar glukosa pada pasien diabetes.
  • Fenitoin tidak diindikasikan untuk kejang yang disebabkan oleh hipoglikemia atau kasus-kasus lain yang belum pasti.
  • Osteomalasia telah dihubungkan dengan terapi fenitoin dan disebabkan pengaruh fenitoin terhadap metabolisme vitamin D.
  • Penderita harus diobservasi bila terjadi tanda-tanda adanya depresi pernafasan.
  • Fenitoin tidak efek untuk kejang petit mal. Jika terjadi campuran antara kejang tonik-kronik (grand mal) dan kejang petit mati, pengobatan harus dilakukan dengan obat kombinasi.
  • Fenitoin harus dihentikan jika timbul ruam kulit.
  • Pada penggunaan jangka panjang, harus dilakukan pemeriksaan darah secara kontinu.
  • Tidak dianjurkan penggunaan pada wanita hamil dan menyusui.
  • Pasien diingatkan pentingnya menjaga kebersihan gigi untuk mengurangi berkurangnya hiperplasia gusi dan komplikasinya.

Interaksi obat:

  • Obat-obat yang dapat meningkatkan kadar fenitoin yaitu: asupan alkohol akut, amiodaron, kloramfenikol, klordiazepoksid, diazepam, dikumarol, disulfiram, estrogen, H2-antagonis, halotan, isoniazid, metilfenidat, fenotiazin, fenilbutazon, salisilat, suksinimid, sulfonamid, tolbutamid, trazodan.
  • Obat-obat yang dapat menurunkan kadar fenitoin yaitu: karbamazepin, penggunaan alkohol kronis, reserpin dan sukralfat.
  • Obat-obat yang dapat meningkatkan atau menurunkan kadar fenitoin yaitu: Fenobarbital, natrium valproat dan asam valproat.
  • Meskipun bukan interaksi obat yang sebenarnya, antidepressam trisiklik dapat menyebabkab kejang pada pasien yang peka, karena itu dosis fenitoin perlu disesuaikan.
  • Obat-obat yang khasiatnya terganggu oleh fenitoin yaitu: kortikosteroid, antikoagulan, kumarin, digitoksin, estrogen, furosemid, kontrasepsi oral, kuinidin, rifampisin, teofilin, vitamin D.

Overdosis:

  • Dosis letal pada orang dewasa diperkirakan 2 sampai 5 gram. Gejala awal yang terjadi: nistagmus, ataksia dan disartria.
  • Tanda-tanda lain adalah: tremor, hiperfleksia, letargi, banyak bicara, mual, muntah.
  • Kemudian menjadi koma, pupil tidak beraksi dan tekanan darah menurun. Kematian terjadi akibat depresi pernafasan dan depresi sirkulatori. Penatalaksanaannya bersifat non-spesifik yaitu dengan bantuan pernafasan atau hemodialisis.
  • Lethal dose pada anak-anak tidak diketahui.
http://bukusakudokter.org/2013/11/17/fenitoin/  didownload kamis 20/03/2014 10.19 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar